1. Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur
perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat
vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi
masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah
keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan
keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap
bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan
diri pada human relations.
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga
harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik,
serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pengambil keputusan
haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan
pragmatis. Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses
memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dasar Pengambilan Keputusan
*. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
A. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
B. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
A. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
B. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang
lain sering diabaikan.
*. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
*. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
*. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
*. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
2. Jenis - jenis keputusan organisasi
Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan
berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut.
Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan
pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
Pengambilan keputusan berdasrkan metode ada 2, yaitu
tradisional dan modern
Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin
dan tidak rutin.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
- hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional
maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
- setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi;
- setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan
pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
- pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari
tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
- pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama;
- diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang baik;
- setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat
diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul
- setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut
mempengaruhi pengambilan keputusan.
* Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
* Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
* Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
* Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
* Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
* Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
* Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
* Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
* Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
* Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
* Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
* Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
4. Implikasi manajerial
Implikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti sebab
oleh sebab itu implikasi manajerial di bidang pengambilan keputusan akan
menghasilkan sesuatu yang mengagumkan karena semua pengamblan keputusan harus
didasari dengan pemikiran yang matang ditambah dengan manajemen pengambilan
keputusan akan menghasilkan keputusan yang lebih matang dan berguna untuk
kedepannya.
Sumber :